Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

VISI SMP NEGERI 1 KALORAN :’TERBENTUKNYA GENERASI YANG BERTAQWA, CERDAS, TERAMPIL, BERAKHLAK MULIA, MENJUNJUNG TINGGI KEARIFAN LOKAL DAN PEDULI LINGKUNGAN'

Artikel PTK EVA ERVIANI

                PENERAPAN MODEL TEAM GAMES TOURNAMEN MATERI AL-ASMA

AL-HUSNA PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 KALORAN

oleh


   Eka Erviana

SMP Negeri 1 Kaloran

ekaerviana429@gmail.com


Abstrak

Eka Erviana, 2024. Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi al-Asma al-Husna Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VII A di SMP Negeri 1 Kaloran Kabupaten Temanggung

Metode mengajar yang digunakan guru dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah pilihan yang tanpa dasar, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Sebab dalam kegiatan belajar mengajar, mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng, yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.

Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: apakah penerapkan Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT)  dapat meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi al-Asma al-Husna Pada Siswa Kelas VII A di SMP Negeri 1 Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun Pelajran 2024/2025.

Untuk meningkatkan prestasi dan motivasi siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam, khususnya di SMP Negeri 1 Kaloran, salah satunya yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran TGT. Dengan menerapkan metode pembelajaran ini diharapkan prestasi serta motivasi belajar Pembelajaran Agama Islam dapat meningkat.

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah memaparkan hasil penerapan metode pembelajaran TGT terhadap hasil belajar PAI dan Budi Pekerti Materi al-Asma al-Husna Pada Siswa Kelas VII A di SMP Negeri 1 Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun Pelajran 2024/2025.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan sebanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri empat tahapan yaitu rancangan, kegiatan, dan pengamatan serta refleksi dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah Siswa Kelas VII A di SMP Negeri 1 Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun Pelajran 2024/2025

Data yang diperoleh adalah berupa tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 sampai siklus II yaitu, siklus I 74% dan siklus II 98%.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran TGT dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar Siswa Kelas VII A di SMP Negeri 1 Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun Pelajran 2024/2025, serta metode pembelajaran TGT ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

 

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Team Games Tournament

 

 

PENDAHULUAN

Berdasarkan studi pendahuluan melalui observasi dan wawancara dalam kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 1 Kaloran pada hari Senin, 19 Agustus 2024, penulis menemukan beberapa permasalahan diantaranya rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam materi al-Asma al-Husna. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh model pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pendidikan agama Islam, maka penulis mengkaji dan meneliti permasalahan tersebut dengan judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK) “Penerapan Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi al-Asma al-Husna Pada Siswa Kelas VII A di SMP Negeri 1 Kaloran”.

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Penerapan Model Pembelajaran TGT (Team Games Tournament) Dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam Materi al-Asma al-Husna Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 1 Kaloran?

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi al-Asma al-Husna dengan penerapan Model Pembelajaran TGT (Team Games Tournament) pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kaloran.

Pengertian pendidikan agama Islam menurut puskur adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, serta berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Alqur’an dan hadits.

Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk pada guru di kelas.

Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan namun melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan pembelajaran karena pembelajaran itu sendiri merupakan proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif menetap.

 

METODE

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut juga Classroom Action Research (CAR) yang berarti action research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Penilitan dimulai dari tanggal 20 September sampai 26 September 2024, dengan satu siklus dan 1 kali pertemuan. Adapun tahap- tahap yang digunakan peneliti dalam penilitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di SMP N 1 Kaloran. Subjek penelitian dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah peserta didik kelas VII A SMP N 1 Kaloran, semester I tahun ajaran 2024/2025 yang berjumlah 32 peserta didik.

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data tersebut berasal dari dua sumber yakni sumber data dari informan dan sumber data dari dokumen Informan dalam penelitian ini adalah guru, peserta didik , dan teman sejawat. Dari peserta didik peneliti memperoleh data berupa hasil tes awal, post tes dan hasil wawancara dan keadaan peserta didik, dari guru peneliti memperoleh data berupa hasil wawancara dan data hasil observasi serta dokumen nilai dan dokumen KKM (Kriteria Ketuntasan Maksimal). Dari teman sejawat peneliti memperoleh data berupa hasil observasi dari instrument yang telah disiapkan oleh peneliti.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang sudah terkumpul dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, observasi (pengamatan) yang sudah ditulis dalam sebuah catatan lapangan

Pengecekan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini difokuskan pada hasil belajar peserta didik dalam materi lingkungan alam dan buatan, dengan menggunakan teknik pemeriksaan tiga cara dari sepuluh cara yang dikembangkan Moleong, yaitu: ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat melalui diskusi,

Kriteria keberhasilan penelitian ini akan dilihat dari indikator proses dan indikator hasil belajar. Indikator proses yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah jika ketuntasan belajar siswa terhadap materi mencapai 75% dari jumlah seluruh peserta didik.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran PAI Pra Siklus, Siklus I,dan Siklus II

No

Hasil Evaluasi

Frekuensi

Presentase

Pra

Siklus

Siklus I

Siklus II

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1

Rata-rata

56,2

74,3

85,6

56%

74%

86%

2

Nilai Tertinggi

80

95

98

80%

95%

98%

3

Nilai Terendah

30

40

80

30%

40%

80%

4

Jumlah Siswa

yang Tuntas

10

28

32

31,2%

87,5%

100%

5

Jumlah Siswa yang tidak

tuntas

22

4

-

68,7%

12,5%

-

Dari data tabel perbandingan antara prasiklus, siklus I dan siklus II di atas dapat menggambarkan aspek positif yang meningkat signifikan. Di buktikanpada aspek penilaian yang meningkat di setiap siklusnya. Ini menggambarkan peningkatan siswa dalam pengetahuan menyambut usai baligh

Peningkatan hasil belajar siswa berdampak pada proses pembelajaran yang berjalan dengan baik dan bermakna kepada siswa. Meskipun peningkatan yang terjadi tidaklah sempurna namun hal ini cukup memuaskan. Selama ini siswa kurang mendapatkan pelatihan yang intensif sehingga berdampak pada kemampuan mereka dalam berdiskusi kelompok yang baik disinyalir sebagai penyebab utama maka dari itu dengan diterapkannya model pembelajaran Kooperatif type TGT yang sangat baik diterapkan dalam pembelajaran yang prosedural karena model kooperatif type TGT Membuat peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran.

Pembahasan

Pada siklus I pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah mencapai nilai persentase sebesar 70,5%, dengan nilai kategori “baik”. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan apersepsi dengan baik adalah 70,00%, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam penyampaian materi pokok dengan baik adalah 80,00%, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan baik adalah 72,00%, pelaksanaan pembelajaranyang dilakukan guru dalm menutup pelajaran dengan baik adalah 60,00%.

Pada siklus II pelaksanaan pembelajaran yang di lakukan oleh guru mencapai nilai rata-rata dengan jumlah persentase sebesar 98%, nilai ini memperoleh kategori “sangat baik”. Hasil analisa data menunjukkan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada aspek pengamatan menyampaikan apersepsi dengan baik nilainya meningkat dari 70,00% menjadi 85,00%, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru pada aspek pengamatan penyampaian materi pokok dengan baik meningkat dari 80,00% menjadi 100%, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada aspek penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan baik meningkat dari 72,00% menjadi 88,00%, dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru pada aspek pengamatan menutup pelajaran dengan baik juga terjadi peningkatan dari 60,00 menjadi 80,00%. Pelaksanaan proses pembelajaran mata pelajaran PAI yang dilakukan oleh guru nilai ratarata pada seluruh aspek pengamatan mengalami kenaikan dari siklus I sebesar 70 ke siklus II sebesar 88,25, peningkatan nilai ini terjadi disebabkan karena tahapan proses pembelajaran model kooperatif tipe TGT sudah dilaksanakan secara baik.

Berdasarkan hasil analisa data pada siklus I dan Siklus II, secara hasil penelitian ini mengungkapkan terjadinya peningkatan pemahaman anak dalam materi Al-Asma Al-Husna pada kelas VII A SMP Negeri 1 Kaloran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif type TGT (Team Games Tournament). Hal ini berdasarkan analisis peneliti mulai dari prasiklus, siklus 1 serta siklus II. kemudian hasil tes pada siklus II mengalami peningkatan dibanding pada tes prasiklus dan siklus I, peningkatan yang terjadi pun dapat dikatakan sebagai peningkatan yang signifikan.

Model pembelajaran kooperatif type TGT diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa ini diawali dengan melihat kondisi diprasiklus dimana kondisi diprasiklus ini menggambarkan keadaan siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif type TGT. Dari kondisi prasiklus ini kemudian diketahui tingkat kemampuan awal siswa sebelum memasuki siklus I dan hasilnya pun masih kurang hanya jika ingin diukur untuk hasil belajar. Pada saat proses pembelajaran siswa tidak menaruh perhatian lebih pada pembelajaran sehingga berimbas pada hasil belajar mereka yang tidak mengalami peningkatan atau masih kurang.

Penerapan model pembelajaran kooperatif type siklus I, pada siklus ini guru telah melakukan pretes di prasiklus dan telah mengetahui kemampuan para siswa sehingga bersiap untuk menyajikan informasi pembelajaran kepada siswa. Pada mulanya guru menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif type TGT dan sedikit menguji pemahaman mereka tentang materi Al-Asma Al-Husna. Setelah itu guru mulai menyajikan informasi pembelajaran secara bertahap yakni dengan memberikan teori awal tentang pengertian Al-Asma Al-Husna, dan makna sifat Allah Al-Alim, Al-Khabir, Al-Sami dan Al-Basir. Hingga akhir pertemuan siswa pun diminta untuk memberi umpan balik pertama disiklus I.

Pada pertemuan selanjutnya disiklus I guru pun melanjutkan materi selanjutnya namun masih mengetes kembali siswa tentang materi sebelumnya agar tidak terlupakan dan siswa pun rajin berlatih dirumah masing-masing pertemuan ini beralih kestep selanjutnya. Pada pertemuan ini pun siswa memberi umpan balik kepada rekan-rekannya agar pemahaman siswa lebih dalam mengolah pembelajaran.

Pembelajaran pun berlanjut pada siklus II dimana siswa kembali mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya pada pertemuan satu siswa mengulang materi Al-Asma Al-Husna.

Peningkatan pun terjadi pada pertemuan disiklus II dengan siswa yang yang memahami Al-Asma Al-Husna. Peningkatan hasil belajar PAI materi Al-Asma Al-Husna setelah penerapan model pembelajaran kooperatif type TGT ini telah diukur dengan tes pada akhir pertemuan siklus I dan Siklus II serta membandingkannya dengan hasil pretes pada prasiklus. Adapun hasil dari tes tersebut menunjukan peningkatan yang baik terlebih pada siklus II.

Hasil penelitian ini menunjukan keberhasilan akan penerapan model pembelajaran kooperatif type TGT terhadap hasil belajar PAI materi Al-Asma Al-Husna yang diterapkan kepada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Kaloran Kabupaten Temanggung.

 

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam pelaksanaan pembelajaran PAI Materi Al-Asma Al-Husna melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada kelas VII A SMP Negeri 1 Kaloran dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PAI VII A SMP Negeri 1 Kaloran materi pokok Al-Asma Al-Husna dilakukan melalui kegiatan menjabarkan tujuan pembelajaran yang telah ada dalam alur tujuan pembelajaran (ATP) ke dalam Modul Ajar (MA). Proses pembelajaran dilakukan melalui lima komponen utama dalam TGT yaitu: penyajian kelas, kelompok (Teams), permainan (Game), turnamen, dan penghargaan bagi kelompok (teams recognize).

2) Proses pembelajaran PAI dengan materi pokok Al-Asma Al-Husna dapat terlaksana lebih baik setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa Kelas VII A. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar PAI dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana, 2013) hlm: 89-90.

Chalijah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan (Surabaya: al-Ikhlas, 1994) hlm: 94.

Daryanto. 2013. Strategi Tahapan Mengajar. Bandung. CV.YRAMA WIDYA. Edwards. S. (2017). ‘Play-Based Learning And Intentional Teaching: Forever Different?’, Australasian Journal Of Early Childhood, 42 (2), Pp. 4-11. Doi: 10.23965/Ajec.42.2.01

Maslani. 2016. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Melalui Game Ranking 1 Pada Materi Norma dalam Kehidupan Bersama di Kelas VII A SMPN 4 Pelaihari. Volume 6. Nomor 2

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hlm: 144. Rasimin. 2009. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis Kualitatif, Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Tim Penyusun Pusat Bahasa (Mendikbud),  Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, Ed. 3, cet. 4, 2007), hlm: 408.

Uno, H. (2011). Teori Motivasi dan Peengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara Bandung PT Remaja Rosda Karya

 

Post a Comment for "Artikel PTK EVA ERVIANI"